ELEGI
halloh._. ini cerbung gue ._. semoga suka semoga suka :P
~HOPE U LIKE IT~
Part 1
~~~ Sahabat beda dengan pacar. Sahabat akan ada didekat kita saat kita sedih. Sedangkan pacar akan berlari menjauh. Jauh tak terhingga. Melebihi batas cakrawala. Dan takkan kembali sampai air mata itu berhenti menetes dan mengering tanpa sisa. ~~~
***
“gue gak tau masalah lo, nin. Cerita dong! Lo bikin gue tambah panic tau!” Aping menatap senin dengan focus penuh kecemasan. Berharap sahabat kecilnya ini dapat membuka mulut dan menceritakan segala masalah yang ada.
Senin tertunduk. Menahan air matanya agar tidak menetes. Serta menyembunyikan mata sayupnya didepan tatapan mata Aping yang menajam.
Senin masih membeku. Dengan lutut yang dipeluknya sangat erat. Mencoba kesedihannya tidak pecah dan terbaca oleh aping. Sungguh, bukannya tak ingin bercerita. Tapi ia ingin hubungan aping dengan saudara kembarnya tak tambah rusak. Hanya itu inginnya. Tuhan,,,, sekali saja. Buatlah hidupku ini tak penuh dengan lagu yang bernuansa kesedihan. Melainkan sebuah hidup yang indah dengan sorak morai lagi bahagia. Senin berteriak dalam hati. Ia tak dapat mengingkari. Masalah itu yang membuatnya begini.
“gue….”
Sempat Senin melanjutkan kalimatnya. Aping telah bicara.
“Alpin apain lo lagi?”
Senin tertegun.
“hmm….” Senin berdehem. Seketika hening lagi. Menciptakkan ruang kosong yang hampa diantara mereka.
“alpin apain lo lagi?” Aping mengulang pertanyaannya.
“di…dia…. Ngancem gue” senin tertunduk lagi. Seakan menyesal apa yang telah ia ucapkan.
“ha? Ngancem apaan?”
“……….”
Diam. Hening. Keduanya tertunduk. Aping menatap langit gudang sekolah. Tempat dimana senin mengadu akan perbuatan alpin kepadanya.
Alpin Donathan Sindunata. Cowok yang baru ditemuinya hanya 2 kali seumur hidup itu mampu membuat hidupnya berantakan. Datang dari mana. Asal mana. Dan sejak kapan ia muncul tak diketahui oleh Senin. Tiba – tiba ia datang dan menumpahkan (?) segala terror yang mampu membuatnya mati kutu.
“dia bakalan……… “ Senin menggantung kalimatnya. Lalu melanjutkan kalimatnya tadi. “ bunuh gue secara perlahan….”
Degh…………..
Aping langsung menoleh.
“terus lo percaya?”
“gue mau gimana lagi?”
“gue juga gatau”
“………”
Pembicaraan itu membuat Aping nelangsa. Apakah “tindakan” nya itu sudah terlewat batas? Aping hanya menghela napas tanda menyerah.
***
Kepin dan Ipe. Tengah duduk berdua ditaman sekolah.
“mmm…… pin, kalo Ipe jadi bunga, Kepin jadi apa?” Ipe menatap sesosok cowok yang ada disebelahnya.
“jadi kumbang” jawab kepin singkat sambil tersenyum.
“kalo Ipe jadi buku, kepin jadi apanya?”
“jadi penanya. Pena berwarna. Bukan pena sekadar warna hitam. Biar kepin bias ngewarnai hari-hari Ipe.”
Ipe terdiam. Menatap bunga-bunga yang tertata rapih ditaman sekolah. Juga kadang menatap cowok yang ada disebelahnya.
Lalu Ipe tertunduk lemah. Membayangkan masa depannya. Akankah ia akan bias bernafas dan melihat pemandangan indah walaupun hanya ditaman sekolah? Melihat cowok yang ada disebelahnya tersenyum? Serasa tak mungkin. Hanya keajaibanlah yang dapat memungkinkan semua impiannya. Impian indah dapat menikah dengan cowok yang ada disebelahnya dan menyandang nama “nyonya Komodo” atau “nyonya Kepiting” *zzzzz’ gaje apadah—“*. Menetes sudah air matanya. Sedikit demi sedikit membuat aliran sungai kecil dipipinya.
Menyadari cewek yang ada disebelahnya menangis kepin jadi cemas. Memandang dengan tatapan penuh tanda Tanya. Tatapan untuk menggantikan mulutnya yang terkunci rapat. Sebagai pertanda ketidak mengertiannya mengapa gadis ini menangis. Tatapannya pilu. Namun tajam. Tatapan itu tertuju tepat dimanik mata. Gadis itu diam terisak. Isak tangisnya yang membuat kepin menderita. Dimajukan kepalanya mendekati wajah Ipe. Lalu ia miringkan. Dan………………………………………………………………………………………………………………………………
“KEPITING REBUS CINA BLANGSAK DARI CIREBON!!!” teriak seorang gadis. Membuatnya dan Ipe terlonjak. Dengan ternganga keduanya menatap gadis itu.
“woyyy! Lo malah bengong lagi! Lo dipanggil kepsek nohhh” gadis itu memasang tampang WATADOS. (baca: wajah tanpa dosa). Seakan tidak menyadari ulahnya telah membuat kepin nerveus akibat tindakan yang akan dialkukannya dengan Ipe.
“emang disuruh ngapain Sha?” Tanya Kepin mencoba tenang.
“audah. Sana gih. Ipe biar sama gue.” Jawab Shasha.
“heh? Mau lo apain Ipe?”
“mau gue lanjutin yang kayak lo tadi mau lakuin” jawab Shasha ngeledek.
“sarap lo”
“hahahaha yaudah gih sana hus hus”
“Ipe, baik-baik sama tante Shasha ya…..” kepin mengacak-acak poni Ipe.
“heh? Gue berasa jadi baby sister dah -_-v” shasha mengerutu.
“hahaha, pasti dong, Beb” Ipe tersenyum geli. Melihat tingkah laku kedua orang didepannya ini. Menghilangkan sedikit rasa penatnya. Menghilangkan 1/3 saja beban dalam pikirannya. Menghilangkan sedikit rasa sakit yang menghujaminya (?)
***
Treeeeeeeeeeeettttt………….. treeeeeeeeeeettttttttttttt…………..
Jam istirahat kedua di SMA LOE GUE END (?) sudah berbunyi. Sebagai pertanda jam istirahat sudah usai.
@kelas Asam Sulfat (?)
Kelas ini dikenal sebagai kelas yang punya murid murid nya keren keren. Terhitung tiap jam istirahat kesatu maupun kedua selalu dipenuhi dengan teman-teman fans fanatiknya. Srnin cs punya girl band yang terkenal se-Jakarta. Aping cs juga punya band yang juga sama terkenalnya dengan Senin cs.
Kelas yang tadinya riuh menjadi hening ketika pak Rese datang.
“ selamat siang anak-anak..” sapa pak Rese.
“selamat si………………”
Ketika semua penghuni kelas ingin menjawab sapaan dari pak Rese, suara keras nan nyaring telah mendahulukannya.
“malam pak…..” jawabnya. Yang membuat pak Rese jengkel.
Dengan ternganga semua murid menatap cowok itu. Namun cowok itu tetap bersikap tenang.
“ckckckck brandal amit tuh cowok.” Gumam Acar dengan tatapan ngeri.
“hahaha Panci dilawan. Lo gatau sih waktu kelas satu dia bikin ulah parah banget. “ Chilla terkekeh tersenyum geli.
“emang ngapain dia?” Tanya acar.
“nelanjangin pak Rese hahahaha” Vario jbjb tertawa ngakak (?) mengingat kejadian yang sekarang jadi “SEJARAH” itu.
“ hah? Masasih?” Acar kembali ternganga.
“gak percaya? Oke kita certain…..” Vario dan Chilla berucap kompak dengan tatapan geli.
~FLASH BACK~
Ketika itu jam pelajaran matematika. Terjadi pertarungan sengit kala itu. Panic dan pak Rese. Tengah berdebat masalah yang sangat sangat tidak penting itu. Jelas-jelas jawaban Panci ngawur kemana-mana. Tapi ia tetap ngotot mempertahankan jawaban yang menurutnya “BENAR” itu.
“yahelah, Pak. Masa 1+1 , 2 pak. Ngaco!!” ucap Panci sok-sok an .
“terus menurut kamu jawabannya apa?” pak Rese menatap sengit.
“1+1 ya 11. Kecuali ada penggunaan kata “SAMADENGANNYA” baru hasilnya dua. Pak Rese ndableg nih,,,” Panci menjawab pertanyaan itu dengan seluruh kepercayaan diri tingkat dewa (?)
Semuanya kembali ternganga. Argument Panci tadi membuat semuanya shock. Sebegitu pintarkah dia samapai punya jawaban seperti itu. *clkckckck*
“gimana pak? Bapak salah loh. Bapak buka baju gih. Udah kepalang malu lho pak!!” panci tersenyum. Senyum kemenangan.
“hah? Jangan gila kamu panci!” sewot pak Rese.
“saya waras kok pak. Yaaa bapak jangan sampe bugil-bugil amit lah pak,.,” jawab panci dengan tersenyum picik.
“gila sodara kembar lo, Pai!” ucap Areng dengan terpana.
“hahaha biarin ajalah. Dia lagi ada masalah sama bokap. Mungkin ini cara dia buat nenangin pikirannya lagi..” jawab tupai santai.
“ohhhh” Areng mengangguk mengerti.
“gimana nih pak? Mumpung rame lohhhh. Sepi mah gak asik!” ucap Panci dengan tatapan menggoda.
‘sialan! Saya di kerjain bocah ingusan!’ pak Rese mendumel.
“oke. Bapak sih sportif. Mungkin benar juga pendapat kamu ,” ucap Pak Rese pasrah.
Pak Rese pun melepaskan bajunya. Seragam “DINAS” kebanggaannya telah terlepas. Sekarang ia hanya memakai kaus dalam dan celana kolor polkadot.
*hahahaha.-.*
Dengan tatapan jengkel pak Rese menatap siswa brandal didepannya. Panci tersenyum menang.
“asik pak. Bapak sportif. Gue cabut pak. Babay…!!” ucap Panci masuk kedalam kelas u/ mengambil tasnya. Dan segera keluar untuk bergegas pergi dari SMA LOE GUE END (?).
“PANCI!!! KAMU MAU KEMANA?” teriak pak Rese meredam marah.
“cabut, Pak” jawab panci santai. Dan pergi. Semua murid menggeleng-gelengkan kepalanya. Kejadian dikoridor tadi mungkin membuat cowok itu terkena masalah besar besok. Namun hanya Tupai, Panu, dan Vario yang mengerti. Masalah itu yang tidak dipahami orang-orang yang memnganggapnya gila. Masalah itu yang telah merubahnya menjadi seperti ini.
~FLASH BACK OFF~
“astajim, sarap amat tuh orang. Untung gue baru kenal dia 3 bulan. Gimana kayak lo pada? Stress kali gue…” gidik acar ngeri.
“hahaha gue aja yang udah 16 taon biasa aja tuh. Asik lagi kenal sama dia…” ucap vario menahan tawa. Chilla cekikikan. Acar kembali lagi ternganga.
“hehe iya juga sih. Lo kan kembar sama dia. Berate dari dalem perut udah akrab dong ya?” Acar menggeleng tak percaya :O
“yahelahh ada-ada aja lo. Gimana mau kenalan coba? Orang rahim sebegitu sempitnya dipenuhi kita berempat. Sesek tau!!” jawab vario sok serius.
Acar & Chilla cekikikan.
“tapi asal lo tau! Dia sebenernya baik kok..” ucap vario lirih. Namun tajam. Ia pun kembali ketempat semula disebelah tupai.
Acar tertunduk. Memikirkan sesuatu. Entah apa yang tengah ia pikirkan.
***
Di ASRAMA SLEKETEP (?) mereka semua tinggal. Melepas lelah dan menetralisirkan pikiran akibat belajar 7 jam tanpa jeda. Namun kedua anak manusia ini tengah membuat acara reality show “nyatakan Cinta”.
“Aaaaaaaaaaaaaaa……… Villa, gue mohon lo jadi cewek gue!!” teriak panu ditaman asrama.
“panu! Berisik! Apa-apaan sih lo?” villa bergidik.
“ya…. Pliss dong, Vill. Gue mohon. Lo jadi cewek gue…” pinta Panu memelas.
“lagian kayak gak ada cewek lain aja selain gue! Shasha jomblo tuh. Agne juga. Cepa juga sama. Acar juga lagi ngejomblo. Senin juga jomblo. Lo udah 99 kali nembak gue panu!! Dan sekarang udah yang ke100 kali. Mungkin gara-gara kelakuan lo ini lo pantes tuh masuk muri. Hmmmm… kategori apa ya?” ucap villa sok mikir. “oh ya…. Nembak cewek paling banyak. Pantes lo sandang,” Villa melipatkan kedua lengannya didepan dada.
“yahhh…. Jahat banget sihh sama gue. Kasih kesempatan lah, Vill. Keterlaluan amat lo…” Panu tertunduk. Wajah nya cemberut.
Villa melirik orang yang ada disebelahnya. Dengan tatapan kesal tentunya. Lau ia menghela napas. Menyesali kata-kata tadi yang menyayat hati. Namun apa boleh buat? Kata-kata itu sudah keluar. Mungkin ia sudah berhasil membuat luka dihati cowok yang ada disebelahnya.
“maaf” ucap villa lirih.
“lo gak salah,Vill. Gue yang salah. Gue yang udah gangguin hidup lo sejak awal ketemu” ucap Panu tak kalah lirih.
“maaf,maaf, maafin gue..” lagi lagi villa mengucapkan kata-kata itu.
“udalhah Vill. Lo gak salah. Gue pergi ya…….” Panu berdiri dari bangku taman. Namun Villa segera meraih pergelangan tangan panu.
“gue kasih lo syarat. Lo harus bikin gue yakin. Kalo lo adalah yang terbaik buat gue.gue mohon,. Jangan pernah capek. Gue butuh keseriusan lucap Villa dengan wajah serius. Dengan masih menggenggam pergelangan tangan Panu.
Panu berbalik. Ditatapnya wajah cewek manis ini yang tengah berada dihadapannya. “ lo yakin? Lo gak boongkan?” panu terpengarah. Wajah ceria diwajahnya muncul lagi.
“iyap”
“makasih,Vill”
Panu tersenyum senang. Villa tersenyum malu-malu.
***
TO BE CONTINUE
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa geje banget yak? Emang hahaha ._.v semoga suka. Tokoh yang belum keluar next part yawhhh :3 makasih yang udah mau baca J salam ganteng B)
_panci_